Monday, November 24, 2008

can u feel it coming?

It's just about a week left on this November. Then it comes December, when we 'celebrate' HIS birth to the the Earth, to our life & heart.

But it didn't echoing anywhere somehow. Well, at least this far..
I didn't even recognize that it didn't echoing anywhere if my friend wasn't told me. Kind of pathetic i know..

But last Wednesday I saw a little 'refreshment', remind me that not everyone 'forget' that Christmas is coming. I saw this house, which fully decorated in red-and-green =)


See what i'm saying?!
And that just a little 'view' of the house.
Now, can u see it too?
Can u feel it coming?
I hope we do =)

Monday, November 10, 2008

final assignment

Inspired by a friend’s blog, I just want to share about the topic (as u see on this blog’s title), how it really really really really (can’t even explained) affected life. Truly is.
Why can’t it be?! It will be the final key to get a bachelor degree, and to ended the ‘academic journey’, for now.

Well, let’s begin with the “negative” effects:
- Getting lazy (while u shouldn’t!). How could it be, well, I still figure it out. *sigh*
- Getting worry …and worry …and worry…
- Start to whine to everyone, about everything.
- Being over sensitive, for anything (?!)
- Confuse to decide anything.
- Getting frustrate (for SURE!)

And here comes the “positive” one:
- Start to plan about what will face ahead (after the grads), while u still didn’t finish it. (I wonder, should it be a negative or a positive one?!)
- Get more skill and/or knowledge while working it.
- And (should be) above all: makes us more depend on God, since we can’t do anything without Him.

From the days I've passed, I can hardly say, “Yes, Ver, it’s (now just) a target!"

So, what do u say? Let me know if u have another opinion.

Thursday, August 28, 2008

Rut, karena anugerah Tuhan

Beberapa minggu yg lalu aku mendengar khotbah di gereja (GPO), yang membuatku pengen nulisnya di sini. Karena isi khotbahnya ttg Rut. Bukannya narsis makanya jd mau nulis itu di sini lho.

Jadi sebenarnya Rut itu bukan berasal dari bangsa Israel (bangsa Israel=umat pilihan Tuhan). Jadi kl istilahnya dibilang sekarang, kurang famous. Tapi Tuhan kan juga memakai orang-orang yg bukan Israel utk melakukan rencana2 dan kehendak2Nya, asalkan taat, contohnya seperti Rut.

Ada beberapa hal yg sangat indah yg disampaikan melalui khotbah ini mengenai kisah Rut.

Rut yg menikah dgn Mahlon (org Israel) selama 10thn akhirnya menjadi janda, yg kemudian membuatnya berada di persimpangan jalan. Yaitu memilih utk hidup ‘mapan’ kembali kepada bangsa dan keluarganya, atau ‘ketidakpastian’ mengikuti Naomi.
Aku yakin banyak yg udah tau keputusan apa yg akhirnya diambilnya. Dia memutuskan utk ikut dgn Naomi dan tdk mau kembali kpd bangsanya yg menyembah ilah-ilah di Moab. Keputusan itu menunjukkan bahwa Rut beriman, yg membuatnya tdk mundur walaupun dalam kesulitan.

Dengan mengikut Naomi pula kita bs liat kl Rut berserah sepenuhnya kepada Tuhan, apa dan bagaimana hari depannya, ia percaya bahwa Tuhan akan memelihara.

Rut rela bekerja keras utk memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua.

Rut dipertemukan Tuhan dengan Boas. Sebenarnya Naomi telah membuat rencana utk menjodohkan Rut dgn Boas. Tetapi Boas tdk mengambil keuntungan atasnya dan tdk memandang rendah kpd Rut, bahkan Boas memilih utk melalui ‘tahapan2 yg seharusnya’ utk memperistri Rut (Rut 3).

Rut akhirnya dikaruniai seorang anak oleh Tuhan.
Aku ingat banget, waktu itu pendetanya bilang, “Semua itu hanya karena berkat Tuhan, bukan karena nasib baik. Gak ada yg namanya nasib baik (atau apalah istilahnya). Nasib baik itu hanya bagi orang-orang yg memandang secara duniawi.”

Yang terakhir, Rut telah membuktikan bahwa dia menjadikan hidupnya sebagai kesaksian selama dia hidup.
Rut yg bukan berasal dari bangsa umat pilihan Tuhan melahirkan Obed, kakek Raja Daud, nenek moyang Tuhan Yesus. Ia akhirnya hidup berbahagia bersama Boas dan Naomi. Dan itu semua hanya karena anugerah Tuhan.

Ku harap posting-an ini gak ngebosenin buat dibaca ya. Kl bisa sih, malah ngebuat yg baca ini jd pengen baca kitab Rut. Gak peduli seberapa ‘kecil’nya kita, Tuhan bisa memilih kita jadi ‘pemeran utama’. Seperti Rut, kita harus memberikan hidup kita sepenuhnya dan percayakan kepada Tuhan yg akan memelihara hidup kita.

Minggu, 3 Agustus 2008

Tema: “Yang Di Pinggir Yang Terpanggil” Rut 3:9; 4:14-17
Pembicara: Pdt. Johnvin K. Anugraha

Monday, June 30, 2008

Aku mau mengalahkan Goliat ku

" Gimana Skripsinya?"
" Sedang dalam proses..."
"Kira-kira kapan wisudanya?"
"Doakanlah, mudah2an tahun ini"


SKRIPSI
Udah 7 bulan dan belum ada kemajuan apa-apa. Setiap menemui dosen, aku semakin takut dan ragu. Apalagi setiap melihat temen2 seminar proposal, aku langsung menciut..

Bagiku , Skripsi adalah ilmu yang kita betul2 pahami semasa kuliah dalam bentuk laporan. Ilmu itu harus kita presentasekan pada dosen untuk menunjukkan tingkat pemahaman kita dalam bidang ilmu itu. Dan dosen akan memberikan pertanyaan2, saran dan kritik. Dan apabila pertanyaan itu ga bisa kita jawab maka kita akan dipermallukan karena tidak mampu mempertanggungjawabkan..

Dan hal itu membuat aku ciut. Mampukah aku??

Apalagi ketika diskusi ama senior.
"Skripsi mu tentang analisis?? wah Bu "X" dan Pak "Y" kurang sreg kalo analisis, maunya perancangan gitu.. Lagian analisis kan lebih susah sih ver.."

Dan Masih banyak komentar yang lain lainnya.


Ciut.. ciut dan ciut..

Aku stress, setiap hari memikirkan skripsi tanpa melakukan apa-apa. Walau Doping udah ACC, tinggal maju SeminarProposal, tapi aku takut menghadapi pertanyaan dosen penguji.

AKU TAKUT DAN MERASA GAK MAMPU.


Saat teduh tadi pagi dari I Samuel 17 :1-27


Alkitab secara jelas menggambarkan sosok Goliat yang besar dan kuat. Dan tentu saja semua orang Israel takut.. Ketika Daud datang, dan menanyakan pada kakak-kakaknya dan orang Israel lainya tentang Goliat, tak satu pun ada pernyataan yang optimis. Semua menggambarkan betapa kuatnya Goliat dan tidak adanya kemungkinan menang..


Tapi Daud bukannya melihat besarnya Goliat tetapi melihat besarnya Tuhan.

Tentu saja akhirnya Daud menang dengan cara yang ga terduga. Bukan dengan Kekuatan, Gagah, Tinggi Badan, Perisai, Tombak ataupun taktik Jitu. Hanya dengan batu kecil yang dilempar dengan Ali-alinya.


GOLIAT sama dengan SKRIPSI ku..
Bedanya aku malah seperti orang Israel yang takut oleh Besar nya GOLIAT..

Aku malu sekali.. Malu sama Tuhan.. Aku hampir Depresi hanya karena ketakutan ku sendiri..

Aku jadi ingat Kotbah Minggu Semalam,

Kerjakan bagian mu, biar Tuhan kerjakan bagian-Nya. Tuhan ga kan pernah mempermalukan anak-anakNya.

Hari ini aku siap menjalani hari dengan niat "Aku mau mengalahkan Goliat ku"